Penggunaankonjungsi yang tepat terdapat dalam kalimat "Data-data sudah didapatkan tim penyelidik KPK. Selanjutnya , data tersebut akan diserahkan kepada tim penyidik KPK." Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah D. Pemakaiankonjungsi di bawah ini yang tepat adalah A. Pelajaran Bahasa Indonesia membosankan. Oleh karena itu, tugasnya sangatlah banyak. B. Semakin baik bahasa kita maka tinggi kepercayaan orang terhadap kita. C. Data-data sudah didapatkan tim penyelidik KPK. Selanjutnya, data tersebut akan diserahkan kepada tim penyidik KPK. D. Olehsebab itu, secara teknis penempatan konjungsi ini memang di tengah kalimat. Bisa ditulis langsung maupun ditulis setelah membubuhkan tanda koma di tengah kalimat yang perlu ditambahkan konjungsi ini. Contoh kata hubung yang termasuk di dalamnya adalah lalu, kemudian, selanjutnya, setelahnya, dan lain sebagainya. 2. cash. 5 Contoh Soal Konjungsi Bahasa Indonesia dan Jawabannya Lengkap – Pada artikel kali ini kami akan memberikan 5 contoh soal konjungsi dan jawabannya secara lengkap untuk kamu. Konjungsi sendiri adalah istilah lain untuk kata hubung. Dalam kaidah penulisan bahasa Indonesia, ada beragam jenis kelompok kata. Misalnya kata benda, kerja, sifat, hingga konjungsi. Konjungsi sendiri merupakan kata atau ungkapan dengan fungsi menghubungkan antarkata, frasa, klausa, hingga kalimat. Penggunaan ungkapan tersebut berguna agar susunan suatu kalimat maupun paragraf bersifat koheren atau saling terkait sehingga dapat dipahami secara utuh. Jadi, berikut ini akan kami uraikan 10 contoh soal tentang kelompok konjungsi beserta pembahasannya. Dengan begitu, kamu dapat memahaminya dan bisa mengerjakan soal tanpa kesulitan. Inilah 5 Contoh Soal Konjungsi dan JawabannyaDaftar IsiInilah 5 Contoh Soal Konjungsi dan Jawabannya1. Soal Konjungsi Koordinatif2. Soal Konjungsi Subordinatif3. Kata Hubung Korelatif4. Soal Konjungsi Antarkalimat5. Soal Konjungsi Antarparagraf Daftar Isi Inilah 5 Contoh Soal Konjungsi dan Jawabannya 1. Soal Konjungsi Koordinatif 2. Soal Konjungsi Subordinatif 3. Kata Hubung Korelatif 4. Soal Konjungsi Antarkalimat 5. Soal Konjungsi Antarparagraf cottonbro Menurut Ernawati Waridah 2008 dalam bukunya berjudul EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan, ia mengklasifikasikan konjungsi menjadi lima jenis. Kelima jenis tersebut antara lain kata hubung koordinatif, subordinatif, korelatif, antarkalimat, serta antarparafgraf. Sebelum membahas soal, ada baiknya memahami satu per satu jenisnya. Kata hubung koordinatif memiliki fungsi menghubungkan antara dua klausan dengan kedudukan setara. Contohnya antara lain dan, dari, atau, serta, melainkan, tetapi. Konjungsi subordinatif digunakan untuk menghubungkan setidaknya dua klausa dengan kedudukan bertingkat hubungan anak kalimat dan induk kalimat. Contohnya setelah, jikalau, andaikan, seperti, sehingga, dan lainnya. Konjungsi korelatif digunakan untuk menghubungkan dua frasa, kata, maupun klausa di mana keduanya memiliki kesamaan fungsi sintaksis. Misalnya tidak hanya… tetapi juga… Konjungsi antarkalimat digunakan untuk menghubungkan antara dua kalimat berbeda. Misalnya meskipun demikian, oleh sebab itu, akan tetapi, biarpun begitu, dan sebagainya. Sedangkan konjungsi antarparagraf digunakan sebagai penghubung antara dua paragraf sehingga tetap koheren. Contohnya sementara itu, sebagaimana, demikian juga, dan lainnya. Setelah memahami definisi dari masing-masing jenis, sekarang saatnya mempelajari konjungsi dengan cara menjawab soal-soal di bawah ini. 1. Soal Konjungsi Koordinatif Perhatikan contoh soal konjungsi dan jawabannya berikut ini! Pak guru sedang sakit […] beliau tetap masuk kelas. Kata hubung paling tepat untuk kalimat di atas adalah … dan tetapi atau meskipun Pembahasan jawaban yang tepat untuk pertanyaan di atas yaitu b tetapi. Pertanyaan di atas mengandung dua klausa setara. Yakni Pak guru sedang sakit dan beliau tetap masuk kelas. Keduanya memiliki makna pertentangan sehingga konjungsi paling tepat digunakan adalah tetapi. Dan digunakan untuk menggabungkan dua klausa setara yang saling penambahan aditif. Atau digunakan pada dua klausa yang bersifat opsional. Sedangkan meskipun tidak termasuk dalam kata hubung koordinatif melainkan subordinatif. Yakni menggabungkan dua klausa atau lebih bertingkat. 2. Soal Konjungsi Subordinatif Di antara pilihan jawaban berikut, manakah contoh kalimat yang mengandung kata hubung subordinatif paling tepat? Paman mencuci mobil sedangkan bibi menyapu lantai. Saya suka makan nasi uduk dan bubur ayam. Saya akan memperbaiki kesalahan jika mendapat kesempatan satu kali lagi. Meski demikian, kami selalu bertekad untuk melakukan upaya terbaik. Penjelasan untuk contoh soal konjungsi dan jawabannya di atas yang paling tepat adalah opsi c Saya akan memperbaiki kesalahan jika mendapat kesempatan satu kali lagi. Pada kalimat tersebut, yang merupakan kata hubung subordinatif adalah jika. Jika pada kalimat tersebut menghubungkan dua klausa bertingkat. Klausa utama induk kalimat yaitu Saya akan memperbaiki kesalahan. Sedangkan anak kalimatnya yaitu jika mendapat kesempatan satu kali lagi. Jika adalah kata hubung yang menunjukkan adanya hubungan syarat kondisional. Artinya, suatu kondisi bisa terjadi apabila kondisi lainnya terpenuhi. Pada opsi jawaban a dan b menunjukkan konjungsi koordinatif yaitu sedangkan serta dan. Jadi, keduanya bukan termasuk dalam jenis subordinatif. Sementara opsi jawaban d menunjukkan konjungsi antarkalimat yang menghubungkan kalimat tersebut dengan kalimat sebelumnya. 3. Kata Hubung Korelatif Perhatikan soal berikut ini! Baik Anthony Sinisuka Ginting maupun Jonathan Christie keduanya adalah pemain bulutangkis tunggal putra nasional yang bertalenta tinggi. Kalimat di atas adalah contoh yang tepat untuk menunjukkan kata hubung… koordinatif subordinatif korelatif antarkalimat Jawaban yang tepat untuk pertanyaan di atas yaitu c korelatif. Kata hubung korelatif pada kalimat soal di atas yaitu baik … maupun … Korelatif bermakna menggabungkan dua klausa yang masih memiliki hubungan keterkaitan dengan fungsi sintaksis yang sama. Contoh lain kata hubung korelatif misalnya tidak hanya … tetapi juga, bukannya … melainkan, dan lain sebagainya. 4. Soal Konjungsi Antarkalimat Perhatikan contoh soal konjungsi dan jawabannya berikut ini! Dari pilihan kata hubung di bawah ini, kata hubung antarkalimat yang paling tepat adalah… biarpun begitu setelah jikalau tetapi Jawaban yang tepat untuk pertanyaan di atas adalah a biarpun begitu. Konjungsi biarpun begitu digunakan untuk menghubungkan suatu kalimat dengan kalimat sebelumnya. Sehingga membentuk suatu paragraf yang koheren. Penggunaannya diletakkan pada kalimat berbeda, tidak seperti kata hubung koordinatif, subordinatif, serta korelatif. Contoh penggunaan kata hubung biarpun begitu dalam sebuah kalimat misalnya Biarpun begitu, saya tetap menyayanginya. Biarpun begitu digunakan untuk menunjukkan hubungan pertentangan antara kalimat berkonjungsi dengan kalimat sebelumnya. Pertentangan yang dimaksud adalah kondisi bertolak belakang. Misalnya pada kalimat sebelumnya adalah Adik saya adalah seorang yang malas, ceroboh, dan mudah marah. Contoh konjungsi antarkalimat lainnya yang kerap digunakan antara lain kecuali itu, oleh sebab itu, lagi pula, sekalipun demikian, sebelum itu, dan masih banyak lagi. Setelah pada opsi jawaban b termasuk ke dalam jenis konjungsi subordinatif. Artinya digunakan untuk menghubungkan dua klausa atau lebih bertingkat. Begitu pula dengan jikalau yang juga termasuk kata hubung subordinatif. Akan tetapi, jikalau memiliki hubungan kondisional. Sedangkan tetapi pada opsi jawaban d adalah konjungsi koordinatif. Yang mana menunjukkan hubungan pertentangan antara klausa satu dengan lainnya. 5. Soal Konjungsi Antarparagraf Perhatikan soal berikut ini! Di samping itu, kepala desa yang tertangkap itu selalu menjanjikan kesejahteraan warga selama masa kampanyenya. Ia berjanji memberikan beras dan minyak goreng jika terpilih. Yang merupakan konjungsi antarparagraf paling tepat adalah… jika dan selama di samping itu Jawaban yang benar untuk soal di atas adalah d di samping itu. Di samping itu adalah kata hubung antarparagraf yang mengandung hubungan aditif. Konjungsi tersebut menunjukkan adanya penambahan atas kalimat atau paragraf yang sebelumnya. Opsi jawaban a jika termasuk ke dalam jenis kata hubung subordinatif yang memiliki hubungan kondisional syarat. Dan pada opsi jawaban b termasuk ke dalam kata hubung koordinatif yang memiliki hubungan penambahan aditif. Pada opsi jawaban c, kata selama termasuk dalam kelompok konjungsi temporal. Sehingga jawaban paling tepat adalah d di samping itu. Pelajaran bahasa Indonesia sekilas memang terlihat mudah. Akan tetapi, ternyata mengerjakan soal-soal bahasa Indonesia tidak semudah yang kamu kira. Maka dari itu, pelajari baik-baik setiap materi bahasa Indonesia dari guru. Salah satunya dengan mempelajari contoh soal konjungsi dan jawabannya di artikel ini. Klik dan dapatkan info kost di dekatmu Kost Jogja Harga Murah Kost Jakarta Harga Murah Kost Bandung Harga Murah Kost Denpasar Bali Harga Murah Kost Surabaya Harga Murah Kost Semarang Harga Murah Kost Malang Harga Murah Kost Solo Harga Murah Kost Bekasi Harga Murah Kost Medan Harga Murah Konjungsi dalam bahasa Indonesia lebih sering dikenal dengan kata penghubung karena fungsinya yang menghubungkan dua atau lebih unsur. Konjungsi merupakan salah satu unsur yang keberadaannya sangat penting di dalam sebuah kalimat untuk memperjelas makna. Konjungsi dapat menjadi penghubung antar kata, antar kalimat, antar klausa, atau antar paragraf. Nah, untuk lebih jelasnya, simak penjelasan tentang konjungsi dalam artikel di bawah ini sampai habis! Pengertian konjungsi1. Secara umum2. Menurut para ahliCiri-ciri konjungsiContoh KalimatFungsiJenis-jenis1. Konjungsi temporala. Konjungsi temporal sederajatb. Konjungsi temporal tidak sederajat2. Konjungsi kausalitasa. Konjungsi kausalitas syaratb. Konjungsi kausalitas alasanc. Konjungsi kausalitas simpuland. Konjungsi kausalitas akibate. Konjungsi kausalitas untuk3. Konjungsi koordinatifa. Konjungsi koordinatif penambahanb. Konjungsi koordinatif pendampinganc. Konjungsi koordinatif pemilihand. Konjungsi koordinatif perlawanan4. Konjungsi subordinatifa. Subordinatif menyatakan waktub. Subordinatif menyatakan syaratc. Subordinatif menyatakan pengandaiand. Subordinatif menyatakan tujuan 1. Secara umum Konjungsi atau kata penghubung merupakan rambu-rambu bahasa yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan sebuah kalimat atau tulisan. Peletakan konjungsi sendiri tergantung pada apa yang dihubungkan oleh si konjungsi, konjungsi akan terletak di tengah kalimat apabila digunakan sebagai penghubung antar klausa. Sedangkan jika digunakan untuk menghubungkan kalimat atau paragraf, maka konjungsi akan ada di awal kalimat setelah tanda baca yang mengakhiri kalimat awal seperti tanda seru, titik, atau koma. Hal tersebut juga berlaku jika konjungsi berfungsi untuk menghubungkan paragraf, maka kata penghubungnya berada di awal paragraf. 2. Menurut para ahli Abdul Chaer 1990140 menyatakan bahwa konjungsi merupakan kata yang digunakan untuk menghubungkan klausa dengan klausa, frasa dengan frasa kalimat dengan kalimat atau kata dengan kata. Sedangkan menurut Keraf 1991116 konjungsi merupakan kata yang menghubungkan kata-kata, bagian-bagian kalimat, atau kalimat-kalimat dalam suatu wacana. Kridalaksana 1994 102 mengatakan bahwa konjungsi merupakan suatu kategori yang berfungsi untuk memperluas satuan lainnya dalam konstruksi hipotaktis, serta selalu menghubungkan antara dua atau lebih satuan dalam konstruksi tersebut. Ciri-ciri konjungsi Konjungsi sangat mudah dikenali dalam sebuah kalimat atau tulisan karena sangat jelas baik fungsi maupun kedudukannya, jenis dan kategorinya pun sangat banyak. Meskipun begitu, di bawah ini adalah ciri-ciri utama konjungsi yang membuat kita lebih mudah mencarinya. – Memiliki subjek sama ketika menghubungkan dua unsur baik kata, klausa maupun kalimat. – Posisi konjungsi berada di belakang koma ketika menghubungkan dua kalimat. – Sedangkan ketika menghubungkan antara dua kata, maka posisinya akan berada di tengah. – Dalam hubungan subordinatif, diperbolehkan menggunakan aturan kataforis yaitu promina mendahului nomina yang diacunya, namun dalam hubungan koordinasi, hal tersebut tidak diperbolehkan. – Bagian kalimat yang dihubungkan oleh konjungsi dapat berupa kalimat majemuk, dan hal tersebut berlaku baik dalam koordinasi maupun subordinatif. – Biasanya klausa yang didahului oleh konjungsi subordinatif dan, atau, tetapi tidak dapat membentuk satu kalimat yang baik ketika klausa tersebut diletakkan di awal kalimat. – Sementara itu subordinator sebelum, sesudah, dan walaupun yang diletakkan di awal kalimat, dapat menghasilkan kalimat yang baik. Contoh Kalimat Di bawah ini adalah contoh penggunaan konjungsi atau kata hubung di dalam sebuah kalimat – Sepatu itu bagus, tetapi harganya sangat mahal – Dia menjadi yatim piatu sejak orang tuanya mengalami kecelakaan – Lucas tetap mengikuti lomba meskipun kakinya cedera – Adik tidak akan terjatuh jika mau bermain dengan hati-hati – Jumlah kematian akibat narkoba terus meningkat, oleh sebab itu kita harus menjauhi narkoba – Sesudah minum obat, ibu langsung tertidur – Andi dihukum oleh guru, karena tidak mengerjakan tugas – Saat mendaki, kita harus membawa logistik, tenda, dan obat-obatan. – Dengan demikian, berolahraga dapat meningkatkan kesehatan tubuh kita. – Kami akan bertamasya, setelah ujian akhir sekolah – Jika kamu menyukai badminton, kamu bisa bermain saat waktu senggang – Jangan makan atau minum secara berlebihan agar tidak sakit perut. Fungsi Berikut ini adalah fungsi konjungsi atau kata hubung dalam tulisan – Untuk menghubungkan kata dengan kata – Untuk menghubungkan frasa dengan frasa – Untuk menghubungkan klausa dengan klausa – Untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat – Untuk menghubungkan paragraf dengan paragraf Jenis-jenis 1. Konjungsi temporal Konjungsi temporal merupakan suatu kata penghubung yang berfungsi untuk menghubungkan dua peristiwa yang berbeda yang mana berkaitan dengan waktu. Konjungsi temporal sendiri terbagi menjadi dua yaitu sederajat dan tidak sederajat, untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan di bawah ini. a. Konjungsi temporal sederajat Konjungsi temporal sederajat biasanya digunakan pada kalimat majemuk setara dan tidak bisa digunakan di awal kalimat. Yang termasuk dalam konjungsi temporal sederajat adalah lalu, sebelumnya, sesudahnya, kemudian, dan selanjutnya. Contoh penggunaan cucilah tanganmu, lalu makan bersama kami. b. Konjungsi temporal tidak sederajat Konjungsi temporal tidak sederajat berfungsi untuk menggabungkan kalimat bertingkat atau tidak setara. Yang termasuk dalam konjungsi ini adalah sejak, hingga, apabila, saat, sebelum, sementara, sambil, demi, waktu, dll. Contoh penggunaan – Ayah akan pulang dari kantor, setelah matahari tenggelam – Setelah upacara, kepala sekolah menyuruh kami masuk kelas. 2. Konjungsi kausalitas Konjungsi kausalitas merupakan kata penghubung yang berfungsi untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dalam sebuah kalimat. Konjungsi ini memiliki beberapa jenis yaitu kausalitas syarat, kausalitas alasan, kausalitas simpulan, kausalitas akibat, dan kausalitas untuk. a. Konjungsi kausalitas syarat Konjungsi kausalitas syarat menerapkan syarat untuk terjadinya suatu akibat sehingga sebab dan akibat saling disatukan. Yang termasuk dalam konjungsi ini adalah bila, jika, kalau. Contoh penggunaan kalau kamu menyukai anak kucing itu, kamu bisa membawanya. b. Konjungsi kausalitas alasan Konjungsi kausalitas jenis ini menyebutkan adanya penyebab atau alasan terjadinya sesuatu yang menimbulkan akibat, kata penghubungnya adalah karena. Contoh penggunaan Eko hampir mati tenggelam, karena ia tak bisa berenang. c. Konjungsi kausalitas simpulan Konjungsi kausalitas simpulan merupakan kata penghubung yang memuat adanya akibat dan sebab dalam sebuah kalimat. Kata hubung dalam konjungsi jenis ini adalah jadi dan dengan demikian Contoh penggunaan dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa kebersihan sangat penting bagi kesehataan. d. Konjungsi kausalitas akibat Konjungsi kausalitas akibat mengandung akibat yang terjadi dan menimbulkan sebab. Kata penghubung yang digunakan adalah oleh karena itu, maka, oleh sebab itu. Contoh penggunaan jumlah pasien yang terpapar virus corona semakin meningkat, oleh sebab itu kita harus mematuhi protokol kesehatan. e. Konjungsi kausalitas untuk Konjungsi kausalitas untuk menyebutkan bahwa sebab harus membentuk suatu akibat, kata penghubung yang digunakan adalah untuk itu dan agar. Contoh penggunaan para siswa harus menjaga kebersihan, agar lingkungan sekolah tetap terjaga kenyamanannya. 3. Konjungsi koordinatif Konjungsi koordinatif merupakan kata penghubung yang berfungsi sebagai penghubung dua unsur atau lebih yang memiliki kedudukan setara atau sama, unsur tersebut bisa berupa klausa atau kalimat. Hal yang perlu digaris bawahi adalah, kata penghubung konjungsi koordinatif selalu berada di tengah unsur yang digabungkan. Konjungsi koordinatif juga dibedakan lagi menjadi empat yaitu koordinatif penambahan, koordinatif pendampingan, koordinatif pemilihan dan koordinatif perlawanan dengan uraian sebagai berikut. a. Konjungsi koordinatif penambahan Kata penghubung jenis ini menjelaskan bahwa salah satu unsur, baik kata, klausa, atau kalimat merupakan penambahan bagi unsur lainnya. Kata penghubung yang digunakan adalah dan. Konjungsi koordinatif penambahan juga menyatakan gabungan biasa yang digunakan antara dua kata benda, dua kata sifat yang tidak bertentangan, dua klausa atau dua kata kerja. Contoh penggunaan di antara kata benda adik suka roti dan susu Contoh penggunaan di antara kata kerja aku selalu makan dan minum di rumah Contoh penggunaan di antara kata sifat yang tidak bertentangan teman sebangku saya cantik dan pintar Contoh penggunaan di antara dua klausa hari ini saya akan menghadapi ujian bahasa Indonesia dan kakak saya menghadapi ujian matematika. Kata penghubung hanya bisa menempati posisi subjek apabila digunakan untuk menggabungkan dua kata sifat yang bertentangan. Apabila digunakan untuk menggabungkan lebih dari dua kata atau klausa, kata penghubung hanya digunakan atau ditempatkan di antara dua kata atau klausa terakhir. b. Konjungsi koordinatif pendampingan Konjungsi koordinatif pendampingan menerangkan bahwa salah satu unsur, baik klausa maupun kalimat, merupakan pelengkap atau pendamping dari unsur sebelumnya. Kata penghubung yang digunakan adalah serta. Contoh sebelum berangkat sekolah, aku akan sarapan serta berpamitan pada ayah dan ibu. c. Konjungsi koordinatif pemilihan Konjungsi koordinatif pemilihan menerangkan bahwa dua unsur yang digabungkan, baik kata atau klausa bersifat pilihan atau opsional yang bisa dipilih salah satunya. Kata penghubung yang digunakan adalah atau. Konjungsi ini biasanya digunakan di antara dua kata kerja, dua kata sifat yang bertentangan, dua kata benda, dua kata sifat dengan bentuk ingkarnya, dan dua klausa pada kalimat majemuk setara. Contoh – Memakai sepatu atau sandal bagi saya sama saja di antara kata benda – Jangan memetik atau merusak tanaman itu di antara kata kerja – Baik atau buruk akhlak seseorang bisa dilihat dari kelakuannya di antara kata sifat yang berlawanan – Kita menilai orang dari jujur atau tidak jujur dia dalam bekerja di antara kata kerja atau kata sifat dengan kata ingkar – Kamu yang akan ke rumahku, atau aku yang ke rumahmu? di antara klausa dalam kalimat majemuk setara Penempatan kata penghubung ini pada penggabungan lebih dari dua unsur adalah diletakkan di antara dua unsur terakhir sama dengan kata penghubung dan. d. Konjungsi koordinatif perlawanan Konjungsi koordinatif perlawanan menerangkan bahwa dua unsur, baik kata maupun klausa yang dihubungkan saling bertentangan, dengan kata lain, konjungsi ini digunakan untuk menghubungkan dua unsur yang saling berlawanan. Kata penghubung yang digunakan adalah tetapi dan melainkan. Contoh penggunaan – Dia anak yang cerdas, tetapi pemalas di antara dua kata sifat yang bertentangan – Rumah itu rapi dan bersih, tetapi pekarangannya kotor di antara dua klausa yang kata sifatnya bertentangan namun subjeknya merujuk pada identitas yang sama – Di dalam rumah sangat panas, tetapi di taman sangat dingin di antara dua klausa yang predikatnya adalah kata sifat yang bertentangan dan merujuk pada identitas subjek yang berbeda – Ayah ingin pulang lebih cepat, tetapi tidak ada bus yang lewat di antara dua klausa yang mana klausa pertama berisi pernyataan dan klausa kedua berisi pengingkaran yang ditandai dengan kata tidak 4. Konjungsi subordinatif Konjungsi subordinatif merupakan kata penghubung yang berfungsi sebagai penghubung antara dua klausa atau lebih yang memiliki kedudukan yang berbeda, di mana salah satunya adalah anak kalimat dari kalimat induknya. Peletakan kata penghubung dalam konjungsi ini bisa di depan atau di tengah klausa yang dihubungkan. Konjungsi ini juga dibagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu yang menyatakan waktu, syarat, pengandaian dan tujuan. a. Subordinatif menyatakan waktu Sesuai dengan judulnya, konjungsi ini menerangkan terjadinya suatu peristiwa berdasarkan waktunya, apakah berurutan, bersamaan, batas akhir, atau permulaan. Kata penghubung yang digunakan diantaranya adalah – Permulaan sedari, sejak Contoh Sejak duduk di bangku SD, ia menjadi anak yang rajin – Berurutan sebelum, begitu, setelah, seusai, sesudah, sehabis Contoh Seusai makan malam, ia belajar dengan tenang – Batas akhir hingga, sampai Ayah bekerja dengan keras sampai lupa waktu – Bersamaan sambil, sewaktu, seraya, ketika, selagi, tatkala, selama, sementara Contoh dia menjaga adiknya sambil belajar untuk ujian b. Subordinatif menyatakan syarat Konjungsi subordinatif ini digunakan untuk menyatakan syarat terjadinya suatu hal. Kata penghubung yang digunakan adalah manakala, jika, bila mana, asalkan, jikalau, kalau. Contoh Adik mau meminum obatnya asalkan dibelikan mainan c. Subordinatif menyatakan pengandaian Konjungsi subordinatif ini digunakan untuk menyatakan suatu pengandaian. Kata penghubung yang digunakan adalah andai kata, andaikan, seandainya, seumpama, umpamanya, sekiranya. Contoh Dia tidak akan tenggelam seandainya mau belajar berenang. d. Subordinatif menyatakan tujuan Konjungsi subordinatif ini digunakan untuk menyatakan harapan atau tujuan. Kata penghubung yang digunakan adalah agar, supaya, biar. Contoh Aku belajar dengan rajin agar lulus ujian akhir. Nah itu tadi penjelasan tentang konjungsi atau kata hubung yang sering kita temui dalam tulisan-tulisan bahasa Indonesia. Semoga penjelasan dari kami lebih mudah dipahami oleh pembaca sekalian dan semoga bermanfaat. Urutan pemakaian Skintific yang tepat penting diterapkan untuk mendapatkan hasil perawatan yang maksimal. Sayangnya, masih banyak yang asal saja memakai skincare tanpa memperhatikan urutannya. Padahal, dengan pemakaian yang tepat kamu bisa mendapatkan manfaat terbaik dari setiap produk. Dengan begitu, kulit akan lebih terawat, tampil cantik dan sehat. Mau tau bagaimana urutan pemakaian skincare Skintific yang tepat? Simak pembahasannya di bawah ini. Skintific merupakan brand perawatan kulit dari Kanada. Brand ini menjadi perbincangan hangat di antara kaum wanita. Pasalnya, Skintific menghadirkan berbagai produk skincare yang efektif mengatasi permasalahan skin barrier. Bukan hanya itu, kini terdapat berbagai rangkaian skincare dari Skintific yang bisa kamu pilih sesuai kondisi kulitmu. Nah, supaya mendapatkan manfaat maksimal, pastikan kamu mengikuti urutan pemakaian Skintific yang benar berikut 1. Skintific 5X Ceramide Low pH Cleanser Urutan pertama dalam pemakaian skincare yang tepat adalah cleanser atau sabun cuci muka. Cleanser berfungsi untuk membersihkan debu dan kotoran yang menempel pada wajah. Cleanser dari Skintific ini memiliki kandungan 5X ceramide yang bermanfaat untuk memelihara dan memulihkan kesehatan skin barrier. Formulasi yang rendah pH dan lembut membuat cleanser ini aman untuk semua jenis kulit. Diperkaya dengan amino acid surfactant, cleanser Skintific menghasilkan busa lembut yang efektif membersihkan. Baca juga 4 Perbedaan Skintific Asli dan Palsu, Yuk Cek Terlebih Dahulu! 2. Skintific 5X Ceramide Soothing Toner Urutan Skintific selanjutnya ialah penggunaan toner. Tahapan skincare ini bertujuan untuk menghilangkan sisa kotoran pada kulit dan mempersiapkan kulit untuk tahapan perawatan berikutnya. Selain kedua manfaat tersebut, toner dari Skintific juga mampu menyeimbangkan pH sekaligus melembabkan dan menutrisi kulit. Hydrating Toner memberikan kombinasi 3 bahan aktif, yaitu ceramide, hyaluronic acid, dan Centella asiatica. 3. Face Serum 5X Ceramide Skin Barrier Repair Pemakaian serum sebaiknya dilakukan setelah toner sudah sudah kering. Dengan kata lain, setelah toner benar-benar meresap ke dalam kulit. Penggunaan serum biasanya hanya dalam jumlah sedikit. Teteskan serum pada tangan kemudian ratakan pada wajah. Face serum dari Skintific diformulasikan khusus untuk mengoptimalkan perbaikan skin barrier. Serum ini mengandung kombinasi dari 5 jenis ceramide yang bermanfaat untuk memelihara dan memperbaiki kondisi skin barrier. Serum juga diperkaya dengan BFL probiotik yang mampu mencegah sekaligus mengatasi inflamasi. Manfaat mengatasi inflamasi tersebut diperkuat dengan kandungan Centella asiatica. 4. Skintific 5X Ceramide Barrier Repair Moisturize Gel Urutan pemakaian Skintific moisturizer yang tepat yaitu setelah face serum. Seperti namanya, produk skincare ini memiliki manfaat utama untuk melembabkan. Pelembab termasuk skincare yang tidak boleh dilewatkan. Pasalnya, kulit yang kurang hidrasi dapat membuat wajah terlihat kusam dan tidak fresh. Moisture Gel dari Skintific mengkombinasikan 3 bahan aktif, yaitu ceramide, hyaluronic acid, dan Centella asiatica. Formula tersebut mampu mengatasi berbagai masalah kulit akibat kerusakan barrier. Aplikasikan moisture gel secara merata pada wajah menggunakan jari tangan untuk menjaga hidrasi kulit sepanjang hari. 5. Skintific 5X Ceramide Serum Sunscreen Setelah mengaplikasikan pelembab, kamu perlu menggunakan sunscreen. Produk skincare ini memiliki peran penting untuk melindungi kulit dari efek buruk paparan sinar UV. Ada banyak permasalahan kulit yang dapat diakibatkan oleh paparan sinar UV berlebihan. Mulai dari kulit terbakar dan kemerahan, hingga muncul tanda penuaan dini. Maka dari itu, sunscreen menjadi tahap terakhir skincare pagi yang wajiib untuk menjaga kecantikan dan kesehatan kulit. Serum Sunscreen dari Skintific mengandung SPF 50+ PA++++ yang efektif melindungi kulit dari UVA & UVB serta sinar blue light. 6. Skintific 5x Ceramide Soothing & Repairing Mask Masker termasuk dalam urutan memakai skincare Skintific malam hari. Lebih tepatnya, masker digunakan setelah membersihkan wajah dengan cleanser. Skintific menghadirkan 5x Ceramide Soothing & Repairing Mask yang berbentuk sheet yang penggunaannya sangat praktis. Masker bisa langsung kamu tempelkan pada wajah lalu dibiarkan selama 15-20 menit. Masker dari Skintific ini memiliki tekstur yang lembut dan memberikan efek menenangkan secara instan. Masker ini juga mampu merawat dan mengatasi berbagai masalah kulit dengan kandungan ectoin, tremella, dan probiotic complex. 7. Skintific 360 Crystal Massager Lifting Eye Cream Setelah menggunakan masker, kamu bisa melanjutkan dengan urutan yang sama dengan pemakaian skincare pagi, yaitu toner, serum, lalu moisture gel. Nah, untuk pemakaian skincare kulit malam kamu bisa menambahkan perawatan khusus, seperti penggunaan eye cream. Produk ini bermanfaat untuk mencerahkan area di bawah mata yang gelap, mengatasi sembab, dan mengurangi garis-garis halus. Eye cream dari Skintific dilengkapi dengan crystal rolling massager yang dapat meningkatkan penyerapan kandungan aktif produk serta mengatasi garis halus dan kantung mata. Itulah urutan pemakaian Skintific secara lengkap. Selain produk dari 5x ceramide series kamu mungkin saja perlu produk skincare Skintific yang lain. Namun, urutan pemakaian skincare pada dasarnya hampir sama.

pemakaian konjungsi di bawah ini yang tepat adalah